Ketika pertama kali mendengar bahwa orang bisa sakit karena pikiran saya tidak percaya. Namun karena melihat ada anggota keluarga yang mengeluh sakit segala macam mendadak sembuh ketika dokter yang memeriksa berkata tidak ada masalah dengan kesehatannya. Saya juga teringat waktu masih Sekolah Dasar (SD) saya berulangkali sakit menjelang ulangan. Inilah yang oleh para psikolog disebut penyakit psikosomatis.
Definisi psikosomatis
Gangguan fisik yang disebabkan faktor kejiwaan dan sosial. Penyakit ini muncul sebagai akibat dari kondisi emosional seperti marah, depresi dan rasa bersalah
Berdasarkan data dari Departemen Penyakit Dalam FKUI, 15 – 30 persen orang meninggal dunia karena gangguan psikosomatis di Jakarta.
Dikabarkan ada seorang karyawan pria yang gemar bermain saham. Pria ini mengeluh sakit maag dan nyeri di dada. Karena dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan gangguan kesehatan maka dokter menduga pria ini mengalami gangguan psikosomatis dan merujuknya ke bagian jiwa. Dari hasil wawancara, ditemukan bahwa pria tersebut berlatar belakang keluarga yang pas-pasan sehingga ia takut kehilangan uangnya saat bermain saham. Beban pikiran itu bermanifestasi menjadi keluhan fisik yaitu nyeri lambung.
Bagaimana terjadinya penyakit psikosomatis ?
Meskipun tidak terlalu sering ditulis, setiap pikiran/ide/emosi akan mempengaruhi reaksi fisik seseorang.
David Cheek M.D., dan Leslie LeCron menulis dalam buku mereka, Clinical Hypotherapy (1968), terdapat 7 hal yang bisa mengakibatkan penyakit psikosomatis:
1. Internal Conflict
Konflik diri yang melibatkan minimal 2 Part atau Ego State.
2. Organ Language
Bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam mengungkapkan perasaannya. Misalnya, “Ia bagaikan duri dalam daging yang membuat tubuh saya sakit sekali.” Bila pernyataan ini sering diulang maka pikiran bawah sadar akan membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit sesuai dengan semantik yang digunakan oleh klien.
3. Motivation / Secondary Gain
Keuntungan yang bisa didapat seseorang dengan sakit yang dideritanya, misalnya perhatian dari orangtua, suami, istri, atau lingkungannya, atau menghindar dari beban tanggung jawab tertentu.
4. Past Experience
Pengalaman di masa lalu yang bersifat traumatik yang mengkibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri seseorang.
5. Identification
Penyakit muncul karena klien mengidentifikasi dengan seseorang atau figur otoritas yang ia kagumi atau hormati. Klien akan mengalami sakit seperti yang dialami oleh figur otoritas itu.
6. Self Punishment
Pikiran bawah sadar membuat klien sakit karena klien punya perasaan bersalah akibat dari melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai hidup yang klien pegang.
7. Imprint
Program pikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar saat seseorang mengalami emosi yang intens. Salah satu contohnya adalah orangtua menanam program ke pikiran bawah sadar anak dengan berkata, “Jangan sampai kehujanan, nanti bisa flu, pilek, dan demam.”
Bagaimana menangani penyakit psikosomatis ?
Penanganan pada orang dewasa dapat dilakukan dengan :
1. Obat (penenang, anti depresan, tidur)
2. Olahraga/relaksasi dan rekreasi
3. Meningkatkan ibadah
4. Hipnoterapi
Karena yang menjadi sumber masalah sebenarnya adalah emosi maka terapis harus mampu membantu klien memproses emosi terpendam yang menjadi sumber masalah.
Tebbets, pakar hipnoterapi terkemuka, mengatakan bahwa ada 4 langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi penyakit psikosomatis dan menghilangkan simtomnya melalui teknik uncovering:
1.Memori yang menyebabkan munculnya simtom harus dimunculkan dan dibawa ke level pikiran sadar sehingga diketahui.
2.Perasaan atau emosi yang berhubungan dengan memori ini harus kembali dialami dan dirasakan oleh klien.
3.Menemukan hubungan antara simtom dan memori.
4.Harus terjadi pembelajaran pada secara emosi atau pada level pikiran bawah sadar, sehingga memungkinkan seseorang membuat keputusan, di masa depan, yang mana keputusannya tidak lagi dipengaruhi oleh materi yang ditekan (repressed content) di pikiran bawah sadar.
Bagaimana psikosomatis pada anak-anak ?
Agar dapat ditangani dengan baik, perlu diteliti dulu faktor penyebabnya.
Psikosomatis pada anak dapat disebabkan oleh :
1. Faktor intern
Anak bersifat pencemas, histerikan atau introvert.
2. Faktor lingkungan
a. Pola asuh orang tua yang perfeksionis atau suka member label jelek yang meruntuhkan harga diri anak.
b. Lingkungan yang sangat mengganggu seperti :
– Sulit memahami pelajaran di kelas
– Takut pada guru yang galak
– Takut gagal menghadapi ulangan
– Tidak disukai / dimusuhi teman-teman
– Cemburu karena kelahiran adik baru
Penanganan pada anak
Kata kuncinya adalah kesabaran dan kasih sayang, yang dapat ditunjukkan orangtua berupa sikap-sikap berikut ini :
1. Penerimaan akan pribadi anak tanpa syarat
2. Berikan perhatian khusus secara emosional sehingga anak merasa tenang dan nyaman.
3. Rubah tuntutan orangtua terhadap anak karena setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda (multiple intelligence)
4. Melatih anak teknik relaksasi sederhana seperti mengambil dan menghembuskan nafas secara perlahan atau membayangkan tempat / makanan yang menyenangkan hati.
Menurut penelitian yang dilakukan Dr Ryke Geerd Hamer, kanker termasuk penyakit psikosomatis. Sebagai contoh Dr Ryke dan istrinya menderita kanker setelah kehilangan anaknya. Dr Ryke terserang kanker testis dan istrinya kanker ovarium.
Pada dasarnya kesehatan manusia adalah hasil interaksi antara pola makan dan pola pikir. Bila pola makan sehat namun suka berpikir negatif maka kesehatan terganggu, demikian pula sebaliknya. Kunci agar terbebas dari penyakit psikosomatis adalah penerimaan diri apa adanya dan bersyukur.
Kemarin adalah masa lalu
Besok masih merupakan misteri
Hari ini adalah hadiah
(Kung Fu Panda)
Jadi , Bersyukurlah atas Hari Ini yang telah dianugerahkan Tuhan pada kita.
Sumber : Adi W Gunawan
Kompas
Keluarga Bahagia
rumah kanker
Kunci Sukses = Kunci Sehat
benar apa yang anda katakan, sewaktu kecil saya juga begitu. terkadang ga ngapa-ngapain tiba2 badan deman nah kalo sekarang kalo lagi tegang ujung2 pasti sakit perut
@ tendangan bebas – Setuju. Jadi selain IQ harus diperhatikan EQ juga.
@ Ocha Cutee – Kalau suka marah yang perlu diperhatikan tensi dan kesehatan pembuluh darah dulu.
Terima kasih telah berkunjung.
Salam
wah makanya jangan suka marah ya….
bisa bahaya tu…
kena PSIKISOMATIS…
hih..
Bersyukur adalah kata kunci nya…
Yg jadi masalah adalah bagaimana mempertahankan rasa syukur itu agar tetap berada pada garda terdepan dlm kehidupan.
Sangat sulit boss…
Bersyukur akan lebih mudah dilakukan bila selalu ingat pada Tuhan. Yang pertama disyukuri adalah nafas yang masih kita miliki hari ini karena kemarin mungkin saja kita masih terjebak dalam lumpur dosa.
hallo mas….
artikel nya lumayan bagus-bagus…
boleh dong share info..
kebetulan lagi merintis blog di bidang kesehatan
kalo sempat bisa mampir ke http://www.kesehatanpribadi.com
mungkin mas punya saran lebih baik ?
thanks ..
Terima kasih sudah berkunjung. Blog sudah saya link.
Salam
[…] : Kunci Sukses = Kunci Sehat Psikosomatis, apaan tuh ? Adi W […]
Salam, mas prasetyo
Saya tertarik dan cukup lama membaca beberapa artikel di blog mas ini…
saya juga mempunyai blog (Belibis A-17) yang garis besarnya juga kesehatan.
Saya sudah link blognya mas di http://yayanakhyar.wordpress.com (di A-17’s Friends), sekiranya mas berkenan untuk meng-link juga alamat blog saya…
terima kasih mas Prasetyo
Terima kasih utk apresiasinya. Blog Anda akan segera dilink.
Salam
[…] perfeksionis 4. Kanker Kanker dapat juga muncul dari luka batin yang mendalam. Lihat posting “Psikosomatis, apaan tuh ?” 5. Diabetes Sering diderita oleh seseorang yang cintanya bertepuk sebelah tangan atau […]